Senin, 17 Februari 2014

Gatotkaca adalah seorang tokoh dalam wiracarita Mahabharata, putra Bimasena (Bima) atau Wrekodara dari keluarga Pandawa. Ibunya bernama Hidimbi (Harimbi), berasal dari bangsa rakshasa. Gatotkaca dikisahkan memiliki kekuatan luar biasa. Dalam perang besar di Kurukshetra, ia menewaskan banyak sekutu Korawa sebelum akhirnya gugur di tangan Karna.
Di Indonesia, Gatotkaca menjadi tokoh pewayangan yang sangat populer. Misalnya dalam pewayangan Jawa, ia dikenal dengan sebutan Gatutkaca (bahasa Jawa: Gathutkaca). Kesaktiannya dikisahkan luar biasa, antara lain mampu terbang di angkasa tanpa menggunakan sayap, serta terkenal dengan julukan "otot kawat tulang besi".
Menurut versi Mahabharata, Gatotkaca adalah putra Bimasena dari keluaga Pandawa yang lahir dari seorang rakshasa perempuan bernama Hidimbi. Hidimbi sendiri merupakan raksasa penguasa sebuah hutan; tinggal bersama kakaknya yang bernama Hidimba (dalam pewayangan Jawa, ibu Gatotkaca lebih terkenal dengan sebutan Arimbi. Menurut versi ini, Arimbi bukan sekadar penghuni hutan biasa, melainkan putri dari Kerajaan Pringgadani, negeri bangsa rakshasa).
Kisah kelahiran Gatotkaca dikisahkan secara tersendiri dalam pewayangan Jawa. Namanya sewaktu masih bayi adalah Jabang Tetuka. Sampai usia satu tahun, tali pusarnya belum bisa dipotong walau menggunakan senjata apa pun. Arjuna (adik Bimasena) pergi bertapa untuk mendapatkan petunjuk dewa demi menolong keponakannya itu. Pada saat yang sama Karna, panglima Kerajaan Hastina juga sedang bertapa mencari senjata pusaka. Karena wajah keduanya mirip, Batara Narada selaku utusan kahyangan memberikan senjata Kontawijaya kepada Karna, bukan kepada Arjuna. Setelah menyadari kesalahannya, Narada pun menemui Arjuna yang sebenarnya. Lalu Arjuna mengejar Karna untuk merebut senjata Konta, sehingga pertarungan pun terjadi. Karna berhasil meloloskan diri bersama senjata Konta, sedangkan Arjuna hanya berhasil merebut sarung pembungkus pusaka tersebut. Sarung pusaka Konta terbuat dari kayu mastaba yang ternyata bisa digunakan untuk memotong tali pusar Tetuka. Saat dipakai untuk memotong, kayu mastaba musnah dan bersatu dalam perut Tetuka. Kresna yang ikut serta menyaksikannya berpendapat bahwa pengaruh kayu Mastaba akan menambah kekuatan bayi Tetuka. Ia juga meramalkan bahwa kelak Tetuka akan tewas di tangan pemilik senjata Konta
Menurut versi pewayangan Jawa, Tetuka diasuh di kahyangan oleh Narada yang saat itu sedang digempur oleh Patih Sekipu dari Kerajaan Trabelasuket. Patih tersebut diutus rajanya, Kalapracona untuk melamar bidadari bernama Batari Supraba. Tetuka dihadapkan sebagai lawan Sekipu. Semakin dihajar, Tetuka justru semakin kuat. Karena malu, Sekipu mengembalikan Tetuka kepada Narada untuk dibesarkan saat itu juga. Narada menceburkan tubuh Tetuka ke dalam kawah Candradimuka, di Gunung Jamurdipa. Para dewa kemudian melemparkan berbagai jenis senjata pusaka ke dalam kawah. Beberapa saat kemudian, Tetuka muncul ke permukaan sebagai seorang laki-laki dewasa. Segala jenis pusaka para dewa telah melebur dan bersatu ke dalam dirinya. Kemudian Tetuka bertarung melawan Sekipu dan berhasil membunuhnya dengan gigitan taringnya. Kresna dan para Pandawa saat itu datang menyusul ke kahyangan. Kresna memotong taring Tetuka dan menyuruhnya berhenti menggunakan sifat-sifat kaum raksasa. Batara Guru, raja kahyangan menghadiahkan seperangkat pakaian pusaka, yaitu Caping Basunanda, Kotang Antrakusuma, dan Terompah Padakacarma untuk dipakai Tetuka, yang sejak saat itu berganti nama menjadi Gatotkaca. Dengan mengenakan pakaian pusaka tersebut, Gatotkaca mampu terbang menuju Kerajaan Trabelasuket dan membunuh Kalapracona.

UNDERGOD

UNDERGOD Band yang terbentuk pada 2004 lalu dengan personil awal ada Said (Lead Guitar), Abas (Bass), Kinoy (Vocal), dan Uti (Drum) kemudian vakum -+3 tahun mereka hadir kembali dengan perubahan formasi. Abas yang semula memaikan bass kini diposisikan sebagai penggebuk drum. Dan pada bass sampai saat ini kami belum menemukan pemain yang solid. Band yang dilahirkan dari rahim Ujungberung, Bandung ini memainkan style Teknikal Death Metal dengan komposisi melodi sederhana.

 

Single pertama mereka berjudul 'Cai Kawantun'. Berkat single ini sebuah perusahaan rekaman indie label yaitu PIECES Records melirik dan me-review demo-demo lagu UNDERGOD. Single kedua UNDERGOD yang berjudul 'Kudak-Kadek' (Feat. Aki Amenk DISINFECTED) juga berhasil merebut perhatian publik. Lagu ini adalah salah satu lagu favorit yang juga dipilih untuk dijadikan track dalam kompilasi PADIGA (Panceg Dina Galur) 2009. Selain lagu 'Kudak-Kadek', lagu yang berjudul 'Saguru Saelmu, Tong Ngaganggu' juga terpilih sebagai bagian dalam kompilasi Brutally Sickness.

 

Pada tahun 2010, UNDERGOD merilis album penuh mereka dibawah label PIECES Records. Album yang dikemas dalam format CD ini mengambil titel dari salah satu track didalamnya, yaitu 'Saguru, Saelmu, Tong Ngaganggu' yang keseluruhannya berisi 10 track.

 

Dalam album 'Saguru Saelmu, Tong Ngaganggu' ini Kinoy sang vokalis dengan khas menumpahkan lirik berbahasa Sunda dalam keseluruhan lagunya. Said sang gitaris memainkan style musik dalam komposisi padat, riff gitar yang cepat, dan sound yang tajam. Dan Abas adalah pemain drum yang atraktif juga berpower membuat UNDERGOD menjadi sebuah terobosan baru death metal yang berbahaya dan layak direkomendasikan sebagai band terbaik di Bandung begitu juga dengan saya dan media sederhana ini, UNDERGOD salah satu band favourite aku.

'Saguru Saelmu, Tong Ngaganggu'  menjadi sebuah tema yang terbesit dalam album UNDERGOD. Sebuah tema yang menggambarkan realitas sosial. Ada gambaran kekecewaan, marah, sadis juga agak sedikit romantis. Lagu 'Si Madu Kampak' misalnya, lagu ini menceritakan tentang sebuah perempuan yang tergilas roda ekonomi kelas bawah yang kebutuhan dasarnya tidak terpenuhi. Ia rela menjadi pekerja seks yang liar dan matang, dalam arti perempuan tersebut sudah memilih jalur hidupnya dalam sebuah dunia prostitusi. Sementara lagu 'Kudak-Kadek' mengisahkan tentang seorang preman kampung yang beda terdidik, sebuah polemik sosial yang memang saat ini mengakar dibeberapa teritori yang berkriminalitas tinggi. Sebuah permasalahan klasik mulai dari perebutan wilayah kekuasaan hingga permasalahan perempuan yang itu pun bukan karena suka, sayang, cinta, namun atas dasar libido yang tiap hari terus digempur oleh CD-CD porno murahan. “AING hirup di tanah Sunda. Geus hiji kawajiban ngamumule Ki Sunda. Mun urang bule bangga ngomong make basana sorangan, ku naon urang henteu.” Itulah kalimat yang terlontar dari mulut Kinoy Bacok saat ditanya perihal alasan memilih kesundaan sebagai ciri khas Undergod.

 

undergod full track-kudak kadek-saguru saelmu tong ngaganggu-cai kawantun-sirit killer-sanghyang amarwatasutha-si madu kampak-ngimpi modol-garong kahot-raheut jeung raheut-lain saukur raheut